KEBUDAYAAN DI DESA

Keputusan Bupati Batang Tentang Desa Wisata di Kabupaten Batang : Klink link berikut 

SK Tokoh Budaya : Klink link berikut 

 

Desa Wisata (Seni dan Budaya) Desa Kemiri Barat

Secara de facto, desa kemiri barat wajar jika mendapat predikat sebagai desa budaya, karena memang sejak dahulu di Desa Kemiri Barat banyak aneka kesenian yg di motori oleh warga asli Desa Kemiri Barat, seperti : Kegiatan Kebudayaan : Kirab Tumpengan, Kembar Art Festival, Karnaval Pembangunan, Seni Ketoprak, Seni Karawitan, Seni Dalang, Kuda Lumping, Sintren dll. Kegiatan Keagamaan : Tahlil Keliling, Maulid Nabi, Minggu Manis, Khaul, Pengajian Minggu Pagi, Pengajian Sarwi Sae, Pengajian Keliling dll. Adapun kegiatan peringatan HUT RI seperti : Lomba Gerak Jalan, Upacara Peringatan HUT RI, Lomba-lomba lainnya. dan masih banyak lagi. Bahkan tahun 2011 Desa Kemiri Barat pernah tampil di TMII di anjungan jawa tengah dgn seni kethoprak yg mengangkat lakon "asal-usul kota batang".

Desa kemiri barat tidak punya SDA yg memadai baik itu pantai maupun gunung,yg coba dintawarkan adalah SDM nya, terbukti semakin lama generasi penerus terus berkembang dgn cara inovasi dan mencari cara agar bisa berkreasi di dlm keterbatasan agar bisa menjadi desa wisata yg lain dari pada yg lain. Perkembangan pesat cara pandang generasi, dgn sekolah di bidang seni dan terus bersemangat belajar di bidang yg di sukai utk bisa membangun desanya, walo ada beberapa yg kuliah di bidang teknik maupun komputer bahkan di bidang pendidikan, namun krn jiwa seni anak kemiri barat tlah di dpt scr turun temurun, sehingga saat ini desa kemiri barat, telah di tetapkan menjadi desa wisata seni dan budaya oleh Bupati Wihaji.

Perkembangan jaman, akhirnya munculah ide anak-anak dgn membuat gebrakan yaitu mengadakan event seni Kembar Art Festifal yg blm pernah di adakan di tingkat kabupaten sekalipun. Kembar Art festifal telah menghasilkan berbagai macam karya anak kemiri barat, berupa berbagai macam aliran lukisan, pemanfaatan limbah kayu jati menjadi pernik2 yg bernilai jual tinggi, theatre, drama kolosal dsb, sehingga setiap mengadakan kgiatan tersebut selama 4 hari, para penggiat seni, pelajar dan warga masyarakat byk yg hadir utk melihat hasil seni dari pemuda desa kemiri barat.

Saat ini, desa kemiri barat terus berbenah  secara bertahap terutama di bidang sarpras, karena berhubungan dengan pendanaan baik bantuan pemerintah maupun swasta yg sangat terpatas.

semoga dengan perjalanan desa wisata yg berjalan pelan tapi pasti, kelak desa kemiri barat betul2 bisa mencapai mimpinya yaitu memiliki Malioboro Mini. Jika mimpi memiliki malioboro mini bisa kesampaian, maka sdh barang tentu akan meningkatkan ekonomi masyarakat desa, krn para pedagang kecil akan di jadikan satu di lokasi berdirinya malioboro mini, mereka para pelaku seni, thongprek,angklung akan menghibur warga yg ingin membeli pernak-pernik desa yg di sentralkan di satu lokasi. Sehingga cita-cita menjadi desa yg bermartabat dan mandiri akan tercapai.

 

 

BUDAYA LOKAL DESA “ KIRAB TUMPENGAN”

SEBAGAI SALAH SATU BENTUK SOSIALISASI ANTI KORUPSI DI DESA

 

 

 

 

 

            Desa Kemiri Barat dalam memperingati HUT Kemerdekaan RI setiap tahunnya selalu melaksanakan kegiatan Karnaval. Akan tetapi yang lebih menjadi kegiatan paling penting adalah pagelaran “Kirab Budaya” yang dilaksanakan pada malam hari. Konsep kirab budaya yang diselenggarakan dengan membawa hasil bumi masyarakat sekitar sebagai ucapan rasa syukur atau lebih dikenal dengan sebutan sedekah bumi.

            Dalam kirab ini diperlihatkan visualisasi tatanan kehidupan mulai dari tempo dulu hingga sekarang. Di barisan terdepan acara kirab budaya ini seorang tokoh yang dituakan atau sebutan dalam desa kami Eyang Bahurekso (seorang yang menguasai daerah tersebut) yang berpakaian sangat sederhana dengan membawa lampu nyamplik, kipas dari bambu dan sapu lidi. Setiap yang dibawa mengandung maksud tersendiri. Lampu nyamplik, mempunyai maksud bahwa beliau adalah orang yang mampu memberikan penerangan kebaikan dan menunjukkan jalan yang benar ke masyarakat. Kipas dari bambu mengandung maksud, bahwa beliau selalu berdoa agar masyarakat dijauhkan dari musibah. Dan sapu lidi melambangkan bahwa beliau selalu mengajarkan perilaku yang baik terutama perilaku jujur dan membuang perilaku yang buruk.

              Dibelakangnya, ada gunungan buah-buahan hasil bumi masyarakat yang mempunyai filosafi wujud dari rasa syukur kepada Sang Pengcipta atas segala nikmat yang telah dianugrahkan kepada masyarakat. Gunungan yang dibuat besar dan tinggi, hal ini menunjukkan bahwa dengan bekerja keras, dan dengan usaha mandiri, hasil yang akan dicapai sebanding dengan proses yang telah dilakukan.

        Dibelakang gunungan, barisan Pemerintahan dan lembaga Desa dengan memakai baju adat. Hal ini menunjukkan, bahwa Pemerintahan Desa dan Lembaha Desa mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam membawa desa menjadi desa yang makmur dan bermartabat dengan segala kearifan lokal yang dimiliki.

            Sedangkan dibarisan terakhir, parade hasil bumi seperti buah-buahan dan palawija hasil bumi masyarakat desa Kemiri Barat yang dibawa oleh pemuda dan pemudi Desa Kemiri barat dengan berpakaian adat. Pemuda-pemudi ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, dimaksudkan untuk melatih mereka menghargai budaya dan kearifal lokal yang ada di desanya. Selain itu, untuk menumbuhkembangkan sikap disiplin dalam setiap kegiatan yang tercermin dalam setiap barisan dan waktu kegiatan. Besar harapan, kegiatan “Kirab Budaya” yang ada di Desa Kemiri Barat tetap terjaga dan lestari,   lebih-lebih sisi baik yang terkandung di dalamnya dapat diadopsi oleh desa lainnya.